latest Post

Sejarah dan Perkembangan Analisis Perancangan Kerja


Berbicara tentang perancangan Sistcm Kerja, tidak lepas dari dua yaitu F.w. Taylor dan F.B. Gilbreth, dua orang Yang mengawali pengembangan ilmu ini. Memang dari penelitian merekalah, walaupun tidak dilakukan bersama-sama, yang dikemudian hari sampai sekarang digabungkan sebagai suatu kesatuan dan dikenal sebagai Perancangan Sistent Kerja atau Methods Engineering.

F.W. Taylor dengan pengukuran waktunya

Taylor sampai saat ini dipandang sebagai seorang yang memberikan kontribusi besar dalam dunia ilmu pengetahuan, bukan hanya Teknik Industri, tetapi juga ilmu Manajemen. la bekerja di pabrik baja di Amerika pada tahun 1891 sebagai seorang pengawas. Di sana ia melihat para pekerja tidak berprestasi semestinya, Taylor berpendapat bahwa pekerja-pekerja tersebut memberikan hasil dibawah yang sebenarnya dapat dihasilkan. 

Dari pengamatan-pengamatannya ia mempunyai dugaan kuat bahwa yang menjadi penyebab terjadinya hal tersebut adalah pengaturan jam kerja yang tidak baik. Setelah meyakinkan hal ini kepada pimpinannya, Taylor mendapat izin dan dana untuk melakukan penelitian mengenai pendapatnya. Dan penelitian itu pun dilakukan.

Untuk itu, Taylor menugaskan dua orang pekerja yang baik dan kuat yang sebelumnya telah diberi penjelasan bahwa tujuan penelitian bukanlah untuk mengukur kekuatan maksimal yang dapat dihasilkan seseorang selama hari kerja, melainkan untuk mengetahui seberapa besar tenaga seorang pekerja harus dikeluarkan agar pekerja tersebut dapat memberi hasil sebanyak-banyaknya. Hal ini dilakukan Taylor karena ia berpendapat  bahwa dengan bekerja sekuat-kuatnya, seorang pekerja memang dapat  menghasilkan sangat banyak, tetapi ini akan cepat melelahkan dan tidak  akan tahan lama. Sebaliknya jika bekerja dengan tenaga sedikit memang akan tahan lama, tetapi hanya sedikit pula yang dihasilkan. Dan di antara keduanya ada sejumlah tertentu tenaga yang bila dikeluarkan akan memberi hasil maksimal. Melalui dua orang pekerjanya itu Taylor berpendapat bahwa hasil kerja sangat dipengaruhi oleh lamanya bekerja, lamanya waktu istirahat, dan frekuensi istirahat. Jadi bekerja 6 jam dan istirahat 1 jam akan berbeda hasil yang dicapainya dengan bekerja 5 Jam dan istirahat 1 jam atau 2 Jam. Begitu pula akan lain hasilnya bila bekerja 6 jam dengan istirahat dua kali setengah jam.

Sehubungan dengan penerapan hasil penemuannya ini. Taylor melakukan pengukuran-pengukuran waktu dengan menggunakan jam henti (stopwatch). Sejak itulah pengukuran waktu secara teliti dan ilmiah mulai dilakukan, mulanya untuk keperluan-keperluan tadi kemudian berkembang pada berbagai keperluan lain seperti untuk membandingkan waktu kerja dari berbagai cara penyelesaian dalam rangka mencapai cara terbaik, dan untuk menentukan waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan. Dari pengukuran waktu dengan jam henti inilah berkembang cara-cara lain seperti Data Waktu Standar dan Data Waktu Gerakan, di samping tersebar luasnya penggunaan sampling pekerjaan sebagai salah satu alternatif lain dalam pengukuran waktu. Karena peranan penentuan waktu bagi suatu pekerjaan sangat besar di dalarn sistem produksi (seperti untuk sistem upah perangsang, penjadwalan kerja dan mesin, pengaturan tata letak pabrik, penganggaran, dan sebagainya), maka pengukuran waktu seperti yang diawali oleh Taylor dipandang sebagai sebuah karya ilmiah

Salah satu percobaan Taylor yang terkenal adalah percobaan menyekop dan mengangkat bijih-bijih besi. Kepada dua orang pekerja yang lain Taylor menugaskan untuk menyekop dan mengangkat bijih besi dengan berbagai sekop mulai dari yang berkapasitas kecil sampai besar. Untuk setiap ukuran sekop, diakhir hari kerja hasil angkutnya dicatat. Ternyata sekop dengan kapasitas 21 1/2 lebihlah yang berhasil memindahkan bijih-bijih besi terbanyak dalam satu harinya. Artinya sekop-sekop yang berukuran lebih besar atau lebih kecil tidak menghasilkan pemindahan sebanyak itu. 
Setelah beban diketahui, untuk memudahkan berbagai perencanaan, waktu pemindahan bijih besi per ton diukur dengan jam henti. Dengan demikian baik perusahaan maupun pekerja mendapatkan kepastian waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.


Sebenamya Taylor tidak hanya mengembangkan pengukuran waktu atau pemikiran dan usaha mencari cara terbaik, ia pun memberikan banyak sumbangan lain pada dunia ilmu pengetahuan dan industri seperti:

1)Pemikiran dan usaha-usaha untuk menyelesaikan berbagai masalah secara ilmiah sebagai pengganti dari cara coba-coba bahkan tanpa cara sama sekali seperti yang banyak dilakukan kalangan industri pada Saat itu. Dalam hubungan ini Taylor menekankan juga pentingnya Peranan manusia dalam suatu sistem produksi, dan pentingnya masalah-masalah yang berhubungan dengan manusia diselesaikan secara ilmiah. konsep yang kemudian dikenal secara luas ini disebut scientific Managemen atau manajemen secara ilmiah.

2)Mengembangkan bentuk organisasi fungsional yang menurut pendapatnya membentuk suatu struktur yang sesuai untuk organisi sistem produksi atau yang sejenis dengan itu. Bentuk organisi fungsional merupakan salah satu dari banyak bentuk organisi

3)Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi urnur pahat yan akhirnya sampai kepada suatu rumus yang sampai kini diken alsebagai rumus umum pahat Taylor.

Walaupun Taylor bukan seorang yang berkecimpung di dunia perguruan tinggi atau dunia penelitian di lembaga-lembaga penelitian  dia adalah seorang praktisi dengan penemuan-penemuannya yang tidak sedikit dan sangat besar itu, ia dipandang sebagai salah seorang ilmuwan besar. father of Scientfic Management dan the father of engineering merupakan atribut-atribut yang melekat padanya.

F.B. Gilbreth dengan studi geraknya

Seorang lagi yang dipandang mempunyai peranan besar, khususnya dalam pengembangan awal teknik tata cara kerja adalah Frank B. Gilbreth. Pada mulanya ia adalah seorang kontraktor bangunan yang berhasil di Amerika Serikat. Di dalam bidang kerjanya, sebagaimana halnya Taylor ketika melihat cara kerja para pekerjanya, dia pun melihat ketidakefisienan gerakan-gerakan kerja menyusun batu bata. Semakin lama Gilbreth semakin terdorong untuk mempelajari kelemahan-kelemahan cara kerja  demikian dan menginginkan mencari kemungkinan-kemungkinan mengatasinya. Akhirnya bidang konstruksi ditinggalkannya, dan dengan bantuan istrinya, Lilian, seorang psikolog, Gilbreth melakukan penelitian. penelitian. Gerakan-gerakan kerja yang yang dilakukan pekerja diamati dan diteliti antara lain dengan menggunakan kamera film untuk merekamnya, kemudian mempelajari hasilnya.


Dari penelitian-penelitian itu akhirnya Gilbreth mendapatkan suatu prosedur untuk menganalisis gerakan kerja dan memperbaikinya. prosedur itu adalah membagi gerakan-gerakan kerja menjadi elemen gerakan dasar yang merupakan bagian dari suatu gerakan. Misalnya gerakan tangan mengambil sebuah gelas diurai menjadi elemen menjangkau, memegang, dan mengangkat. 

Elemen-elemen gerakan yang dikembangkan Gilbreth berjumlah 17 buah dan dengan elemen inilah perbaikan-perbaikan gerakan dilakukan. Sehubungan dengan ini Gilbreth mengemukakan bahwa perbaikan gerakan lebih mungkin dilakukan pada tataran elemennya yang pada gilirannya merupakan perbaikan gerakan itu sendiri. Peranan istrinya dalam usaha ini cukup besar khususnya dalam memberikan perhatian pada segi-segi
psikologis yang berhubungan dengan gerakan-gerakan kerja dan perbaikan-perbaikannya. 

Melengkapi studi gerakan yang menganalisis gerakan melalui elemen-elemennya, keduanya mengembangkan serangkaian prinsip Perancangan Sistem Kerja yang dikenal sebagai  Ekonomi Gerakan. Prinsip-prinsip ini dimaksudkan untuk mendapatkan suatu sistem kerja yang terancang baik sehingga memudahkan dan menyamankan gerakan-gerakan kerja untuk sejauh mungkin  menghindarkan atau melambatkan datangnya kelelahan (fatigue).

Pengukuran waktu dan studi gerakan sebagai awal perkembangan perancangan sistem kerja

Keterkaitan erat antara Pengukuran Waktu dan Studi gerakan segera dilihat khalayak industri waktu itu. Memang, di samping Taylor yang juga meneliti untuk mencari cara kerja terbaik, Gilbreth banyak berkontak dengan Taylor sampai Gilbreth mengembangkan sesuatu yang kemudian dikenal sebagai studi gerakan.
Dengan studi gerakan dapat diperoleh berbagai rancangan sistem kerja yang baik bagi suatu pekerjaan, suatu hal yang juga diinginkan oleh Taylor untuk mencari rancangan yang terbaik perlu dilakukan pengukuran waktu untuk memilihnya, yaitu untuk mencari rancangan yang membutuhkan waktu tersingkat. Karena itu penerapan kedua temuan itu selalu dilakukan bersamaan sebagai dua hal yang saling melengkapi.

Dalam perkembangannya kemudian keduanya dipandang sebagai suatu kesatuan yang dikenal dengan nama "Time and Motion Study" atau studi waktu dan gerakan. Istilah lain yang di kemudian hari kerapjuga digunakan untuk hal ini adalah Methods Engtneering.

Perkembangan selanjutnya

Setelah teknik pengukuran waktu dan prinsip-prinsip dalam studi gerakan melebur menjadi satu sebagai methods engineering yang mencerminkan Pengakuan sebagai ilmu tersendiri, dilakukan berbagai penelitian untuk mengembangkannya. Diantaranya sampling pekerjaan oleh L.H.C. Tippett   di Inggris pada tahun 1930-an, yang memungkinkan dilakukannya pengukuran waktu bagi pekerja-pekerja tak langsung selain bagi pekerja langsung.

Data Waktu Baku yang merupakan pengembangan dan Penyusunan data tentang waktu-waktu kerja bagi berbagai pekerjaan dan elemen-elemennya adalah salah satu hasil lain dari penelitian-penelitian lainnya. Di sini pengukuran waktu dan prinsip-prinsip studi gerakan dipadu dengan metoda matematika. Pengembangan lebih lanjut dari hal ini adalah sesuatu yang dikenal dengan Data Waktu Gerakan, yaitu pengembangan kumpulan data waktu bagi elemen-elemen gerakan yang distandarkan dalam suatu sistem. 
Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) pun banyak mendapat perhatian karena sebagai bagian dari sistem kerja, SDM yang merupakan variabel hidup dengan berbagai sifat dan kemampuannya memberi pengaruh yang sangat besar atas keberhasilan sistem kerja yang bersangkutan dalam mencapai tujuannya. 

Sejak Perang Dunia ke II berbagai penelitian dilakukan seperti tentang kemampuan dan daya tahan manusia terhadap berbagai keadaan pekerjaan. Sebetulnya penelitian mengenai hal ini telah dilakukan jauh sebelumnya termasuk oleh Gilbreth dan istrinya, tetapi perhatian yang besar baru mulai diberikan di masa perang tersebut. Hal ini berkembang terus dengan nama Human Factors Engineering atau Ergonomi. Segi-segi psikologis kerja pun tidak luput dari perhatian bidang tata cara kerja ini, dan semua penelitian diatas bertujuan untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang terbaik.

About BambangS

BambangS
Recommended Posts × +

0 komentar:

Posting Komentar